Senin, 26 September 2011

Cara membuat Aquascape

Kebutuhan Utama :
  • Aquarium
  • Lampu
  • Filter
  • Pasir / Soil
  • Pupuk Dasar / Pupuk Cair
  • Tanaman
  • Ikan
  • CO2 (Bisa membuat sendiri)
  • Kipas / Chiller (Jika diperlukan)
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa CO2 adalah opsional, dimana tanaman dapat tumbuh tanpa CO2. Hal itu adalah benar, tapi seperti layaknya manusia, CO2 adalah salah satu sumber untuk tumbuh kembang tanaman. Sedangkan di dalam aquarium jumlah CO2 yang tersedia sangat sedikit sekali. Jadi bila tanaman kita kekurangan CO2 maka yang terjadi adalah pertumbuhan tanaman akan terganggu, kerdil, atau bahkan mati. Silahkan lihat artikel DIY (Do it yourself) CO2 atau membuat CO2 sendiri untuk detail pembuatan CO2.
Contoh Pembuatan Aquarium Aquascape
  • Ukuran Aquarium : 55x35x35 (67L)
  • Cahaya: 50W
  • Suhu: 28 °
  • Filter: Filter gantung
  • CO2: Tabung dengan 1.5bps
  • Fauna: Iriatherina werneri, Boraras maculatus Otocinclus affinis, Red Cherry, dan Crystal Merah
  • Flora : Eleocharis acicular, Lilaeopsis mauritiana, Eleocharis geniculata, repens Juncus, Spiky lumut, lumut Taiwan, lumut dan Hydrocotyle verticillata Flame.
  • Hardscape: Batu + Kayu
LANGKAH PERTAMA:
Siapkan aquarium, gunakan Styrofoam untuk dasar antara aquarium dan meja, gunakan Styrofoam didalam aquarium jika dirasa perlu (adanya penggunaan batu-batu lancip dalam jumlah banyak).

LANGKAH KEDUA:

Taburkan pupuk dasar, pumice atau pasir malang. Pupuk dasar tersedia dalam berbagai macam merk, JBL, Danerlee, Sera, Azoo dll. Tambahkan sedikit carbon active atau arang untuk mencegah nutrisi yang berlebihan dan mengurangi wabah algae pada saat pertama kali setup.
Pupuk dasar diperlukan untuk tanaman yang bertumbuh kembang dengan akar, jika tanaman yang digunakan berupa moss, riccia atau tanaman lain yang tidak ditancap, maka penggunaan pupuk dasar boleh diabaikan.
LANGKAH KETIGA:

Gunakan pasir malang kasar / atau pumice sebagai pembatas sekaligus tempat tinggal bakteri dan tempat pengakaran, substrate yang terlalu padat akan membuat tanaman tidak dapat bernafas dan berakar yang berujung pada pembusukan akar dan kematian tanaman.
LANGKAH KE EMPAT:
Tambahkan pasir sebagai media paling atas, gunakan pasir ukuran 2-3mm untuk membantu pengakaran tanaman dan memudahkan proses menanam. Pasir yang terlalu kasar akan susah ditanami, pasir yang terlalu tajam akan melukai akar tanaman dan membuat busuk. Gunakan pasir yang telah dicuci dengan bersih agar mengurangi kemungkinan kotornya aquarium dengan partikel atau debu.
LANGKAH KE LIMA:
Silahkan mengatur hardscape / layout dari aquascape anda. Bagi saya, sebuah aquascape harus memiliki batu dan kayu, memberikan Anda kesan yang lebih alami dan memungkinkan Anda untuk membuat titik fokus dari aquascape.
Tanaman silahkan disesuaikan dengan hardscape. Batu-batu jangan disebar di seluruh aquarium, tetapi buatlah kombinasi dan berikan kedalaman maksimal untuk tata letak.
Waspadai ketinggian batu, jika Anda menempatkan batu kecil agar tidak tertutup oleh tanaman, batu batu yang terlalu besar tidak memberikan efek kedalaman yang diinginkan.
LANGKAH KE ENAM:
Pilihan tanaman harus dilakukan sesuai dengan ukuran dan tata letak layout. Untuk tata letak ini saya memilih tanaman kecil karena ukuran aquarium yang mini.
Gunakan pinset untuk memudahkan proses tanam. Bagi tanaman dalam porsi kecil kemudian tancapkan kedalam substrate / pasir. Pemisahan tanaman pada porsi kecil dan merata akan membuat tanaman lebih cepat menyebar daripada menanamnya dalam jumlah besar pada titik tertentu. Jika telah selesai menanam isi air pelan pelan agar hardscape tidak rusak.

HASIL AKHIR :

Sabtu, 24 September 2011

Curug Malela, Niagaranya Indonesia

Banyak kalangan menyebutkan bahwa Curug Malela mirip dengan Niagara di Ontario, Canada. Memang ukuran Malela ini jauh lebih kecil dengan debit air yang juga jauh lebih sedikit. Namun, dilihat dari strukturnya bahwa Curug Malela ini memang layak dijuluki Niagara Mini. Curug Malela yang dalam bahasa Indonesia berarti Air Terjun Malela, terletak di Desa Cicadas, Kecamatan Rongga – Gununghalu Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng, gunung berapi yang terletak di sebelah barat Ciwidey yang telah mati, mengalir melalui Sungai Cidadap – Gununghalu. Curug Malela ini memiliki ketinggian sekitar 60-70 meter dan mempunyai lima buah jalur air terjun yang seakan-akan mengingatkan kita kepada yang maha pencipta agar tidak melupakan shalat 5 (lima) waktu. Jika debit air sedang deras maka akan terlihat kemegahannya yang mempesona, bahkan kalau dilihat dari kejauhan terkesan seperti benang-benang sutra halus. Disebelah kanan terlihat sebuah tebing yang cukup tinggi berwarna putih yang mengarah ke bawah. Ada kemungkinan bahwa dulunya dinding ini juga sebuah air terjun. Jika memang demikian, dapat dibayangkan betapa indah dan megahnya Curug Malela ini. Sebuah surga tersembunyi yang nyaris terisolir dari peradaban dan bagaikan harta karun yang belum digarap secara optimal. Curug Malela memang belum populer untuk saat ini, bahkan masyarakat bandung dan sekitarnya pun masih banyak yang belum kenal dengan si Niagara Mini ini. Namun, itu bisa dimaklumi, kurang populernya Curug Malela sebagai daerah wisata disebabkan karena daerah ini masih sangat sulit dijangkau, cukup terisolir dari dunia luar. Belum lagi dengan kondisi medan yang begitu berat membuat Curug Malela sulit dijadikan salah satu tujuan wisata keluarga. Namun, jika Anda hobi berpetualang akan mendapatkan kepuasan tersendiri dengan menelusuri sebuah lembah yang ditutupi hutan berbukit-bukit, seakan-akan menelusuri surga yang tersembunyi. Begitu indah namun cukup sulit untuk dijangkau. Sebenarnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB) sendiri pada tahun 2010 telah mencanangkan untuk menggarap potensi wisata di wilayah selatan KBB (selain Lembang dkk., sebagai wilayah utara KBB) yang tentunya harus diawali dulu dengan memperbaiki dan/atau menyediakan akses jalan yang memadai karena bagian terpenting dari tempat wisata ialah mudah dikunjungi. Menurut Ketua Pemuda Pariwisata Curug Malela, Unang Supardi: Keindahan Curug Malela ini tidak berdiri sendiri. Curug Malela merupakan air terjun paling atas dari rangkaian tujuh air terjun bertingkat sepanjang 1 kilometer. Urutannya adalah: Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Ngeubul, Curug Sumpel, Curug Palisir, dan ditutup dengan Curug Pamengpeuk. Semua terletak di Desa Cicadas. Setiap air terjun memiliki kekhasannya tersendiri. Curug Malela memiliki air terjun yang terpisah saat jatuh. Curug Katumiri pada pukul 8.00-9.00 bisa memperlihatkan pelangi di badan air terjun. Curug Ngeubul, air yang jatuh berkumpul (kebalikan dari Curug Malela) sehingga menimbulkan efek kabut dan suara yang menggelegar. Curug Manglid memiliki goa di belakang air terjunnya. Curug Sumpel memiliki daerah di bawah air terjun yang lebar. Curug Palisir mirip Curug Malela dengan ketinggian yang lebih rendah. Terakhir, Curug Pameungpeuk, yaitu muara air terjun antara Sungai Cidadap dan Cisoka yang terletak tidak jauh dari air terjunnya. Akses menuju Curug Malela dengan kendaraan umum sebenarnya juga tidak terlalu sulit. Kebanyakan yang datang memulai perjalanan dari kota Bandung, meskipun bisa juga melalui jalur Sukabumi atau Cianjur. Di bawah ini sedikit panduan untuk menuju lokasi (rute) Curug Malela: Dari terminal Ciroyom, Bandung: Naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya yang ditempuh dalam waktu sekitar 3 hingga 4 jam. Dari terminal Leuwi Panjang, Bandung: naik angkot jurusan Cimahi atau Cililin, dari Cililin lanjutkan dengan Angkot jurusan Gununghalu (turun di depan mini market alfamart – gununghalu) kemudian naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya. Atau langsung saja dari Cililin naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya. Dari Tol Padalarang, Kabupaten Bandung Barat: naik angkot jurusan Cimahi, turun di Cimareme dan lanjutkan naik angkot jurusan Cililin atau langsung saja dari Cimareme naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya. Dari terminal Cileunyi, Kabupaten Bandung: Naik Bis Jurusan Cileunyi – Cililin kemudian dari Cililin lanjutkan dengan naik Bis jurusan Gununghalu/Bunijaya. Dari terminal Bunijaya, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek ke Desa Cicadas atau jika Anda ingin mengirit pengeluaran atau yang suka berpetualang, silahkan berjalan kaki dengan jarak sekitar 12 km. Setelah itu lanjutkan perjalanan melintasi bukit-bukit, hutan dan sawah sekitar 3 hingga 4 km. Dan bagi yang belum tau lokasi, jangan khawatir sebab begitu tiba di Desa Cicadas, sudah ada warga setempat yang bersedia memandu Anda menuju ke lokasi air terjun.Dalam perjalanan, Anda bisa menikmati pemandangan perkebunan teh yang dikelola oleh PTPN VIII Montaya saat melewati Kecamatan Gununghalu – Rongga.

Video